Penuh Rasa Emosional, Fourtwnty Sukses Tutup “Nalar Tour Album” di Jakarta
Sumber Foto : Faris Aslam
Kedekatan, keramahan, dan energi positif yang dihantarkan oleh Fourtwnty dalam tour ini menjadi poin penting yang menandakan bahwa Fourtwnty masih seperti dulu, dan konsisten memberikan ‘rasa’ yang begitu kental di setiap penampilannya
Di awal tahun 2024 ini aktivasi dunia musik memang terasa sangat bergairah, yang ditandai dengan munculnya konser-konser musik monumental dari para band/musisi Indonesia, dan salah satunya adalah Fourtwnty. Setelah sukses menghelat tour yang diberi tajuk “Nalar Tour Album” di Singapura dan Malaysia pada 2023 lalu, di bulan pembuka tahun 2024 ini Fourtwnty menggelar “Nalar Album Tour” di Indonesia, dengan Surabaya, Jogjakarta, dan Jakarta sebagai titik tour kali ini, yang juga berkolaborasi dengan Expoindo.
Rangkaian tour album Nalar ini diselenggarakan Fourtwnty sebagai jawaban atas kerinduan para fans yang sudah menantikan kesyahduan band ini. “Nalar Tour Album” ini sukses terselenggara di Surabaya pada 19 Januari 2024, lalu dilanjutkan di Jogjakarta pada 21 Januari 2024, dan pada 27 Januari 2024 kemarin saya mendapat kesempatan untuk meliput tour ini yang dihelat di Jakarta.
Berlokasi di JIEXPO Kemayoran, acara ini dimulai sore hari dengan mempersilahkan para fans untuk melihat secara langsung proses Fourtwnty melakukan soundcheck. Di sini terlihat bagaimana kedekatan Fourtwnty dengan para fans, di mana mereka sesekali melakukan candaan, ikut bernyanyi, hingga beberapa fans memberikan bunga yang diterima hangat oleh sang vokalis, Ari Lesmana.
Setelah proses soundcheck selesai, sesi Meet & Greet dibuka yang disambut antusias oleh para fans dengan memberikan beberapa pertanyaan. Di sesi ini saya turut melontarkan pertanyaan seputar album Nalar ini, di mana terdapat beberapa perbedaan warna musik antara album ini dengan dua album sebelumnya.
“Kalo album sebelumnya, ‘Lelaku’ dan ‘Ego & Fungsi Otak’ itu ibaratnya anak cowok, nahh kalo album ‘Nalar’ ini anak ceweknya. Karena ngegarap album ‘Nalar’ ini tuh lama banget, dan banyak treatment khususnya,” papar Ari menjelaskan perbedaan antara album Nalar dengan album sebelumnya.
“Di album ini juga kita coba bikin warna-warna musik baru, salah satunya adalah warna musik Latin yang ada di lagu ‘Besi Tua’. Di situ kita pikir asik juga kalo masukin unsur Latin, dan akhirnya kita pake beberapa instrument Latin buat menunjang warna dalam album ini. Oh iya, kita juga bereksperimen coba bikin suara dari kursi rotannya Ari, karena menarik akhirnya kita masukin aja hahaha,” Nui menambahkan penjelasan tentang album ini.
“Album ini adalah album paling sentimental bagi saya, ditambah Jakarta menjadi penutup rangkaian Nalar Album Tour sesi pertama ini tentunya saya senang sekali, akan banyak derai air mata bahagia karena tour kali ini dihadiri keluarga, teman-teman dekat, dan fans, pokoknya panggung ini milik kalian semua,” ujar Ari menutup sesi Meet & Greet.
Sesi dilanjutkan dengan Doorstop Interview yang memberi ruang bagi awak media untuk bertanya lebih lanjut tentang rangkaian “Nalar Tour Album” ini. Dalam sesi ini terasa lebih intim, di mana saya dan kawan media lainnya dapat berinteraksi secara langsung dengan Fourtwnty tanpa terhalang sekat. Saya mencoba membuka pertanyaan dengan alasan mereka mengawali tour ini di Singapura dan Malaysia, dan seperti apa experience-nya.
“Sebenernya kita ga pernah bikin tour album sebelumnya, Singapura dan Malaysia itu wacana kita sejak dari lama, dan akhirnya kesampaian di Nalar Tour Album ini. Kalo experience-nya sih luar biasa, kita serasa main di Indonesia, puas banget lah,” jelas Ari.
“Bawain album ‘Nalar’ ini penuh tantangan banget buat kita, karena menguras energi, perasaan, pikiran, dan ini album yang ga gampang untuk kita bawakan secara rasa, secara apa yang harus disampaikan, karena album ini benar-benar sangat sentimental buat kami semua di sini, karena awalnya album ini hanya untuk kami, dan ternyata album ini bisa menjadi obat bagi orang lain,” tutur Ari menjelaskan tentang tantangan dalam tour ini, sekaligus menutup sesi Doorstop Interview.
Setelah semua rangkaian awal selesai, acara kembali dilanjutkan selepas Adzan Isya yang mana para penonton sudah memadati venue. Pertunjukkan dimulai dengan menampilkan tayangan cuplikan “Nalar Tour Album” di titik sebelum Jakarta. Dalam cuplikan tersebut terlihat bagaimana di setiap titik tour ini dilakukan dengan kerja keras, yang disambut hangat dengan respon para penonton yang luar biasa menyambut segala kerinduannya terhadap Fourtwnty. Pun dengan titik terakhir ini, geliat penonton begitu membara meskipun Ari Lesmana CS belum menampakan batang hidungnya.
Tak lama setelah cuplikan tersebut usai, barulah Fourtwnty muncul dengan pesonanya yang langsung mebuka show dengan lagu “Nematomorpha” yang membuat kerumunan semakin bersemangat. Di sini pun saya dan kawan media lainnya diberi kesempatan meliput tepat di depan panggung selama kurang lebih 20 menit. Tak perlu berdesakan dan bisa menyaksikan langsung secara dekat gelaran monumental Fourtwnty adalah experience paling tak bisa dilupakan bagi saya. Meskipun hanya 20 menit berada di barisan paling depan, namun momen ini pastinya sangat spesial bagi saya dan semua rekan media yang hadir.
Membahas soal set panggung, seperti biasa, sebuah meja lengkap dengan teko klasik dan gelas antik masih menjadi ornamen penting sebagai identitas Fourtwnty yang tertata rapi tak jauh di sebelah posisi Ari Lesmana di atas panggung. Penampilan Ari Lesmana pun turut menjadi sorotan, di mana Ari menggunakan baju ‘kodok’ hitam bercorak putih, dan tanpa menggunakan alas kaki. Di sisi lain, terdapat dua karakter yang menggunakan kubus sebagai penutup kepala, menari-nari abstrak memberikan warna latar di awal-awal lagu, dan bahkan Ari Lesmana pun sempat menggunakan kostum berwarna merah lengap dengan topeng seperti boneka di salah satu lagu.
Ketika membawakan lagu “Mangu”, di sini Ari Lesmana ditemani Charita Utami beriringan memberikan ‘rasa’ dan makna dari lagu tersebut. Tentunya ini menjadi satu kolaborasi yang menarik, Charita Utami mampu memberikan penampilan terbaiknya, yang dengan vokalnya ia dapat memberikan nuansa syahdu yang lebih kentara. Di beberapa lagu terakhir, Fourtwnty secara mengejutkan membawakan lagu “Runtuh” milik Fiersa Besari dan Feby Putri. Di sini sisi sentimental begitu kuat terasa, di mana air mata haru dari Ari Lesmana dan penonton yang hadir semakin menetes tak terbendung.
Segudang lagu dari album Lelaku, Ego & Fungsi Otak, dan Nalar tersaji dengan rasa emosional yang tinggi. Venue dibuat bergema dengan suara penonton yang ikut ber-sing a long-ria di semua lagu. Menjadikan titik penutup rangkaian “Nalar Tour Album” ini menjadi momen yang tak terlupakan bagi setiap orang yang hadir. Kedekatan, keramahan, dan energi positif yang dihantarkan oleh Fourtwnty dalam tour ini menjadi poin penting yang menandakan bahwa Fourtwnty masih seperti dulu, dan konsisten memberikan ‘rasa’ yang begitu kental di setiap penampilannya.
Secara keseluruhan, mulai dari penampilan yang maksimal, tata panggung yang ikonik, permainan lighting yang menakjubkan, visualisasi dalam Videotron dengan serba-serbi isian yang memanjakan mata, serta gemuruh para penonton yang tak henti-henti menciptakan ‘goosebumps’, sukses menutup gelaran monumental “Nalar Tour Album” ini.
Comments (0)