Resistensi Musik Bejat: Sebuah Ironi Ketika Makna Kemerdekaan adalah Nasi Dimakan Jadi T*i!

Resistensi Musik Bejat: Sebuah Ironi Ketika Makna Kemerdekaan adalah Nasi Dimakan Jadi T*i!

Di awal tahun, Fakecivil lebih dulu merilis single “Deranged Gunmen” dan video “Mental Negara Jajahan”. Keduanya jadi peluru menuju peletupan album Resistensi Musik Bejat pada 1 Februari 2020. Asal-usul musik Fakecivil melekat dengan konteksnya.

"Fakecivil lahir di Bekasi, kota industri dengan kualitas udara terburuk di Indonesia. Kota kelas pekerja yang memiliki lebih dari 4.000 pabrik. Tapi 180 ribu orang menganggur. Sementara 7.000 orang mengais rezeki dari sampah di Bantar Gebang," ujar Lody sebagai corong utama Fakecivil dalam meneriakkan syairnya.

Menurutnya, Bekasi adalah mimpi buruk ketimpangan sosial. Orang kaya baru berdatangan. Ambisi pembangunan membuat orang miskin menjadi kelompok yang terpinggirkan dan kehilangan jati diri. Menciptakan beragam motif kejahatan, berandalan berseliweran, membawa senjata tajam saat malam, siap menikam demi lima ribu rupiah. Dalam indeks lima tahun (2013-2017), angka kriminal di Bekasi mencapai 17.898, tertinggi se-Jawa Barat.

"Bahkan teroris dan ekstrimis lahir dari sini. Nuansa dan suasana ini adalah kehidupan kami sehari-hari. Jelas ini terefleksikan di detik pertama kami memegang alat musik. Nada yang kami keluarkan tidak ‘enak’, seperti pertanyaan yang tidak ada jawabannya. Ini yang kemudian membuat musik Fakecivil jadi kasar, canggung, dan agresif,“ tegas Lody.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner