Video Music Review : Seringai – “Ishtarkul”
Sumber foto : Diambil dari akun instagram @hafidzjudin
Seringai menampilkan paradoks seru di video klip animasinya, di mana mereka mengetengahkan tema fiksi ilmiah yang bisa dibilang menjadi sebuah romantisme bagi sang vokalis, Arian 13 yang terbilang 'geek' untuk urusan ini
Seakan membalaskan dendam album Taring yang dirilis tanpa satu pun video klip dalam runutan promosinya, Seringai kemudian satu persatu menyajikan video klip yang semuanya punya catatan tersendiri, serta erat kaitannya dengan eksplorasi dan inovasi di album Seperti Api. Menghajar jalanan lewat konser rusuh di sebuah bus di video klip “Selamanya”, Seringai melanjutkan tensinya di video klip “Adrenalin Merusuh”, lengkap dengan adegan fighting dari aktor laga nomor satu saat ini di Indonesia, Iko Uwais. Seringai seperti meningkatkan levelnya di video klip ini, mengingat beberapa poin bisa mereka jadikan amunisi untuk menyombongkan diri. Wajar, kalau pun mereka mau menepuk dada karena pencapaian yang mereka raih, dari mulai membuka konser Metallica hingga memasukan aktor laga dalam video klipnya.
Namun ternyata Seringai mengecoh kita semua yang mengira jika klimaks mereka mentok di video klip “Adrenalin Merusuh”, karena setelahnya Seringai kembali hadir dengan video klip animasi untuk single mereka yang berjudul “Ishtarkult”. Menggandeng solois yang kerap menjadi mimpi basah banyak pria, Seringai seolah menjadi yang paling ahli untuk mencari tandem kolaborasi, yang semuanya bisa dibilang berhasil, dari mulai Raisa (konon katanya kaus bergambar Raisa menjadi merchandise Seringai paling laris), Iko Uwais, hingga ‘si cici’ bersuara basah, Danilla Riyadi.
Kali ini Seringai menampilkan paradoks seru di video klip animasinya, di mana mereka mengetengahkan tema fiksi ilmiah yang bisa dibilang menjadi sebuah romantisme bagi sang vokalis, Arian 13 yang terbilang geek untuk urusan ini. Mempunyai latar belakang keluarga (khususnya Ayah) seorang scientiest membentuk pribadi Arian (nama Arian konon diambil dari kata Ariane. Kendaraan peluncur sipil Eropa untuk penggunaan peluncuran ruang angkasa. Prancis pertama kali mengajukan proyek Ariane dan secara resmi disetujui pada akhir tahun 1973) menjadi punya ketertarikan berlebih pada fiksi ilmiah, khususnya film Star Wars. Hal tersebut kemudian mengendap lama dalam alam bawah sadarnya dan bak gayung bersambut kala sang drummer, Edy Khemod menghubungkannya dengan kolektif Afterlab.
Demi mendapatkan hal-hal memorable dalam hidupnya, ditambah pada akhirnya menemukan momentum yang tepat kala bertemu dengan Afterlab, Seringai dan romantisme yang dibawa Arian akan ruang angkasa kemudian direalisasikan di video klip animasi “Ishtarkult”. Menjadi menarik kala semua gambaran akan pesawat ruang angkasa yang super canggih kemudian bertemu dengan sekumpulan orang yang melakukan ritual purba perihal pemujaan terhadap dewa-dewa, atau dalam hal ini dikerucutkan pada sebuah kisah tentang seorang pemimpin sekte Sumeria dan para pengikutnya yang bertemu dengan Dewi Ishtar di gurun Mesopotamia. Kedatangan dewi tersebut mereka harapkan bakal membawa harapan. Namun, alih-alih memperoleh untung, sang dewi justru menghanguskan mereka semua.
Lagu yang secara penulisan mengangkat tema tentang seks ini makin bertambah lengkap dengan ‘desahan 3D’ dari Danilla pada menit ke tiga lewat 30 detik durasi video ini berjalan. Selain itu, dalam lagu bernuansa doom metal tersebut isian gitar dari gitaris, Ricky Siahaan juga mampu membawa ambience tersendiri, yang menemukan klimaksnya kala si pesawat ruang angkasa tersebut menghanguskan beberapa anggota sekte yang ada.
"Ketika menulis lagunya, temanya memang tentang seks. Gue menulis lirik terbayang dewi kuno Mesopotamia yang menurut mitologinya, dia adalah goddess of love and war. Liriknya lebih ke goddess of love, videonya lebih ke goddess of war," jelas vokalis Seringai, Arian, dalam konferensi pers virtual, Rabu (3/2/2021).
Mungkin bagi yang punya ketertarikan pada film-film sci-fi seperti halnya Arian akan sedikit terganggu dengan beberapa penampakan pesawat canggih disini, di mana banyak diantara mereka yang akhirnya membandingkan gambaran tersebut dengan beberapa film sci-fi favorit mereka. Namun bagi yang awam seperti saya hal tersebut tidak menjadi persoalan, dan alih-alih mempersoalkan itu pada akhirnya saya hanya ingin kembali fokus pada menit ke tiga lewat tiga puluh detik tadi, kala sang dewi menghipnotis si pemimpin sekte dengan bisikannya yang beracun. Mungkin dari sinilah kutipan yang mengatakan jika “wanita adalah racun dunia” berasal hehe.
Dalam video klip animasi ini jangan lupakan juga barisan kawanan serigala yang seakan memegang peranan penting sebagai benang merah dari Seringai, agar masih terasa relevan dengan citra band yang identik dengan binatang ini. Yang sedikit menggelitik mungkin beberapa pendapat di kolom komentar youtube yang berujar seperti ini “makanya jäger tuh diminum, jangan dipake buat ritual”, atau seperti ini “ritual dengan darah (X), ritual dengan jäger (√)”. Mau bagaimana lagi, toh merk minuman itu menjadi alasan yang cukup kuat untuk mempertemukan Seringai dan Danilla.
Comments (0)