Dari Irama Pantai Selatan Untuk Mereka yang Pulang dari Perantauan

Dari Irama Pantai Selatan Untuk Mereka yang Pulang dari Perantauan

Sumber foto : Diambil dari rilisan pers Irama Pantai Selatan

Single “Pulang” mengisahkan perjalanan tentang seorang anak buah kapal yang akhirnya pulang ke rumah tuk bertemu dengan orang tuanya, setelah bertahun-tahun  merantau dan menjelajahi samudera.

"Rindu Punahlah Sudah, Peluk Ayah Ibunda, Menghangatkan Hati yang Lirih, dalam kerinduan"

Terhitung tiga tahun sudah paska jumpa pertama Sigit Ezra dan Arief Fauzan dalam pertemuan tak terduga selama hampir dua tahun hilang kontak. Pertemuan yang di kemudian melahirkan duo maritime folk; Irama Pantai Selatan, yang banyak terinspirasi dari karya-karya musik monumental khas Nusantara seperti Adikarso, Soejoso Karsono, Bing Slamet, Orkes Teruna Ria, Orkes Tropicana, Osslan Hussein dan seterusnya.

Tak hanya sebatas sumber inspirasi, setiap kali menghibur di kala pentas, karya cipta musisi-musisi legenda turut pula mereka perdengarkan kepada audiens masa kini, sebagai ajang mengenalkan kembali  dan proses melestarikan produk-produk populer masa lampau. Tidak berhenti sampai disitu saja, komitmen sejak awal terbentuk dan konsisten dilakukan hingga saat ini, adalah keseluruhan lirik yang dibuat oleh duo asal Jakarta ini menggunakan bahasa Indonesia. Bahasa ‘Ibu’ yang selalu dapat diterima oleh semua warga negara Indonesia.

Momentum hari raya beberapa waktu lalu, menjadi tradisi sebagian besar masyarakat di Indonesia yang beragama Muslim berbondong-bondong kembali pulang ke kampung halaman. Merayakan hari raya bersama kerabat, orang tua, dan sanak keluarga. Bagi mereka yang dalam perantauan, pulang menjadi obat mujarab penyembuh rindu yang menggebu-gebu selama membanting tulang meraba asa di Ibukota. Hal itu pula lah yang akhirnya melatari Irama Pantai Selatan menyuguhkan lagu “Pulang”, yang didaulat menjadi single ketiganya, selain menjadi pengantar menuju debut album perdana mereka berjudul Dendang Samudera.  

Single “Pulang” sengaja di rilis bertepatan dengan musim mudik yang menjadi tradisi setiap kali akhir bulan Ramadhan tiba, dimana mengisahkan perjalanan tentang seorang anak buah kapal yang akhirnya pulang ke rumah tuk bertemu dengan orang tuanya, setelah bertahun-tahun  merantau dan menjelajahi samudera. “Pulang memiliki keterkaitan dengan perasaan orang-orang yang sedang melalui perjalan mudik, untuk pulang ke rumah, bertemu keluarga,” seturut kata dalam siaran pers nya.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner