Ganyang Ceritakan tentang Pendewasaan Diri dalam EP ‘Gelap Nyawang’
Sumber Foto : Diambil dari rilisan pers Ganyang
Berangkat dari kerinduan akan aktivitas bermusik, album mini ‘Gelap Nyawang’ hadir dengan benang merah seputar pendewasaan dari sebuah perjalanan hidup yang kadang melalui fase optimis hingga pesimis
Memang tidak bisa dipungkiri, banyak nama baru asal Bandung yang terus bermunculan dari waktu ke waktu. Tak hanya sekedar muncul belaka, nama-nama baru ini hadir dengan keunikannya masing-masing. Salah satunya datang dari Ganyang, kuintet Indie Rock yang baru saja melepaskan debut mini album bertajuk Gelap Nyawang, sekaligus menjadi perkenalan mereka di belantika musik Indonesia.
Empat lagu mereka sematkan dalam mini album ini, diantaranya “Ganyang!”, “Komplotan”, “Harkat Martabat”, dan “Melenting Sekali Lagi”. Tentunya ini menjadi suguhan menarik dari Aji Agahari (vokal/gitar), M. Agung Sulastomo (bass), Indra Gunawan Riadi (gitar), Geovanni Matahelemual (drum), dan juga Muhammad Risyad Azhary yang merupakan sosok ‘penggerak’ dari segala hal yang mereka kerjakan, mulai dari penulisan lirik, vokal latar, hingga konseptor dan ranah manajerial.
Berangkat dari kerinduan akan aktivitas bermusik, album mini Gelap Nyawang hadir dengan benang merah seputar pendewasaan dari sebuah perjalanan hidup yang kadang melalui fase optimis hingga pesimis. Sebuah fenomena yang kerap terjadi di banyak orang.
“Tema besar dari album mini Gelap Nyawang adalah ‘optimistik-pesimistik’. Contohnya ada di lagu pembuka, ‘Ganyang!’ yang menceritakan tentang semangat optimistik dan sedikit kegamangannya, lalu lagu ‘Komplotan’ dan ‘Harkat Martabat’ itu soal ketidakpuasan dan perasaan pesimistiknya, ditutup oleh ‘Melenting’ yang sekali lagi, optimistik” jelas Risyad.
Sementara dari pemilihan judul album mini, Ganyang mengutarakan bahwa idenya hadir dari potret kegiatan mereka di sebuah kedai kopi yang terletak di Jalan Gelap Nyawang, Bandung. Layaknya sebuah tribut kepada lokasi yang monumental, Ganyang mempersembahkan album mini ini untuk kedai kopi tersebut.
“Kami pengin kasih kredit bahwa di Jalan Gelap Nyawang ini band Ganyang lahir dan berproses sampai akhirnya rilis, ala-ala Stasiun Timur-nya ST 12 atau Terminal Antapani-nya Peterpan,” lanjut Risyad.
Kisah-kisah bermusik yang dilakukan di usia bekerja dengan segala lika-likunya juga dialami oleh Ganyang. Hampir seluruh proses produksi mereka lakukan secara ketat di akhir pekan, mengingat bahwa hanya di rentang waktu tersebut Ganyang bisa masuk ke dalam studio.
Pembagian porsi kerja di studio pun dilakukan dengan adil. Risyad berperan dalam penulisan lirik, bahu membahu dengan sang vokalis Aji dan drummer Geovanni yang turut bertanggung jawab sebagai pengarah vokal. Musiknya sendiri digarap oleh Indra, sementara Agung duduk di kursi produser dan juga sebagai mixing dan mastering engineer.
“Proses produksi kami lumayan challenging ya, karena semua full time di kantor yang sistemnya nine to five. Jadi memang kami colong-colongan banget buat produksi di weekend, hampir 80% kami self recording, total proses dari kita mutusin buat ngeband sampai rilis itu 3 bulan,” tambah Indra.
Setelah hadirnya album mini Gelap Nyawang, Ganyang langsung mempersiapkan beberapa lanjutan yang rencananya bakal mereka jalani tanpa beban.
“Rencana terdekat main yang dekat-dekat di Bandung ya. Buat rencana jangka panjangnya sendiri kami mau ada rilis single di April/Mei tahun depan dan album mini kedua di Oktober tahun depan,” tutup Aji.
Dari banyaknya unit musik belia di Bandung, nama Ganyang mesti disimak lebih dekat dalam beberapa waktu mendatang. Debut EP Gelap Nyawa dari Ganyang sudah dapat didengarkan di berbagai layanan pemutar musik digital kesayangan pembaca, atau dapat diputar melalui tautan di bawah ini.
Comments (0)