Indra Menus Kembali Terbang ke Eropa untuk Promosikan Skena Noise Lokal ke Ranah Luar

Indra Menus Kembali Terbang ke Eropa untuk Promosikan Skena Noise Lokal ke Ranah Luar

Sumber foto : Diambil dari siaran pers Indra Menus

Diskusi tentang buku dan penelitian noise di Indonesia juga digelar pada rangkaian acara 3 hari tersebut,  ditutup dengan live performance. Sebuah upaya untuk mempromosikan skena noise lokal ke ranah luar

Tak hanya dikenal luas oleh masyarakat lokal, dunia pun sepertinya telah mengakui hasil karya para seniman Jogja. Kota di selatan Pulau Jawa dengan pesona beragam karya seni, mulai dari seni lukis, grafis, musik, pertunjukkan dan apapun itu. Setiap orang yang lahir di sekitaran kota ini seakan memiliki darah seniman yang pekat, dan mereka yang berkesenian di kota ini terlihat begitu hidup dan selalu produktif dalam berkarya.

Salah seorang musisi serba bisa yang mengusung musik noise asal Yogyakarta Indra Menus, untuk ketiga kalinya akan menjajal panggung eropa di bulan oktober ini dalam rangka menyebarluaskan gairah bermusik skena noise lokal ke masyarakat global. Selama 2 pekan Indra Menus akan menjajaki beberapa kota di 3 negara berbeda, yaitu Swiss, Perancis dan Italia.

Rekam jejak seorang Indra Menus sebelumnya tercatat telah melampaui panggung musik eropa pada tahun 2019 lalu bersama kolaboratornya, rapper berdarah papua, Joe Million. Bersama kolektif noise Jogja, Noise Bombing, Indra juga sempat berpetualang bersama menelusuri benua Asia, Australia dan Eropa. Selain bermain musik Indra Menus juga aktif menulis, dan tercatat telah merilis 2 buku tentang noise dan 1 buku kumpulan tulisannya tentang musik.

Sementara untuk tur kali ini, salah satu kolektif yang berbasis di Zurich (Swiss) bernama Gamut Kolektif menjadi awal mula keberangkatan Indra ke Eropa. Indra diminta untuk menjadi kurator sebuah pameran bertajuk Labyrinth event. Dari penawaran ini kemudian dikembangkan menjadi sebuah tour melintasi Eropa selama 2 minggu.

Tentang pameran Labyrinth ini, galeri nya dihadirkan di website www.gamutlabyrinth.com dengan kurator yang dipilih oleh kurator edisi sebelumnya dimana setiap kurator bebas memilih tema & seniman yang akan diajak pameran. Indra Menus sendiri memilih 5 seniman Indonesia yang juga menjadi musisi yaitu Dea Karina, Ayash Laras, Sanjonas, Iqbal Tawakkal dan Annisa Maharani.

Selain membuka pameran di Zurich tersebut, Indra Menus juga akan menggelar screening film dokumenter tentang noise di Yogyakarta, “Noise is Serious Shit!” yang disutradarai oleh Hilman Fathoni. Diskusi tentang buku dan penelitian noise di Indonesia juga digelar pada rangkaian acara 3 hari tersebut,  ditutup dengan live performance. Sebuah upaya untuk mempromosikan skena noise lokal ke ranah luar.

Selanjutnya Indra Menus bersama dua musisi elektronik eksperimental lainnya, yaitu Tzii (Belgia) dan nur (Swiss) melanjutkan tour ke beberapa kota lain di Swiss, Perancis dan Italia. Tour ketiganya diberi tajuk “Segitiga Tour” karena tema-nya tidak jauh dari angka 3 yaitu 3 musisi, dari 3 negara berbeda yang melakukan tour ke 3 negara.

Selebihnya untuk melengkapi tur eropa ini, Indra Menus juga merilis sebuah single baru berjudul “The Apostolic Archive” yang akan dirilis dalam bentuk fisik berformat 3” business card CD melalui Mindblasting Records. 

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner