Kontemplasi Yang Berbuah Depresi

Kontemplasi Yang Berbuah Depresi

Jika menyaksikan atau mendengarkan secara langsung, ada dualism di dalam penamaan genre musik tersebut jika disimak lebih jauh. Sisi keras bertemu dengan lembut atau pun sebaliknya. Itulah alasan mengapa MARSH KIDS memilih genre Flamboyant Rock / Tormado Pop. Band yang berdiri pada tahun 2011 di Jakarta tersebut kabarnya akan merilis kemungkinan full album pada pertengahan tahun 2014 ini. 

Dan untuk bulan Juni 2014, Marsh Kids akan merilis single terlebih dahulu via soundcloud dan dapat didownload melalui itunes, deezer, Spotify. Selain itu, mereka pun sempat merilis satu buah lagu yang berjudul ‘Bird Song’ di dalam kompilasi ‘Radio Killed TV Stars’ rilisan Organic Records di penghujung tahun 2011 lalu. Rencana yang sudah disiapkan oleh MARSH KIDS di tahun 2014 adalah merilis CD album bersama Helat Tubruk dan Demajors, kemudian akan mengeluarkan rilisan B-side.

Sekitar tahun 2011 akhir bibit dari Marsh Kids baru mulai terbentuk. Awalnya F. Achmar & B. Saleh hanya gemar memainkan berbagai lagu melalui gitar ketika berkumpul, sampai akhirnya terciptalah beberapa materi yang mereka rasa cukup menarik hati apabila diabadikan dalam bentuk rekaman.

Untuk mengisi departmen ritem, B. Tobing & G. Rahmadeva kemudian bergabung (kebetulan Tobing ialah salah seorang kawan lama Paloh di LA & Deva ialah kawan Billy di SMA). Sempat pula B. Lebon mengisi posisi drum semasa Marsh Kids mulai melakukan jamming session di studio, namun hingga kini keberadaan Lebon sendiri tidak dapat diketahui.

Untuk memberi warna yang cukup signifikan, S. Pramudita & M. Fahri pun didaulat menjadi pelengkap band beranggotakan 6 orang ini.

Djarum Coklat berkesempatan  bertanya apa makna dibalik nama MARSH KIDS, mereka menjabarkan secara singkat apa makna dari nama tersebut, ‘Kalau secara harfiah hanya berarti anak-anak payau / dataran hijau basah. Makna yang lebih dalam adalah kerinduan akan keserdehanaan 'marshland' yang mana untuk sesaat siapa pun sapat merasa bahwa dataran luas yang basah itu lah tempat yang satu2 bisa memeluk dan menyayangi para mahluk urban yang selalu merasa tersesat di hutan beton yang seakan selalu fana dalam lahiriahnya. Semoga kita dapat merangkak keluar dari mimpi buruk tersebut.’

Kendala yang ditemui MARSH KIDS pada saat proses pembuatan rilisan ialah pada proses mixing, karena ke-6 personil di kala itu sudah dapat dikatakan sibuk dengan proyek musikal dan non-musikalnya masing-masing. ‘Sedangkan ketika melakukan rekaman malah dapat dibilang kami tidak mengalami kebuntuan sama sekali. Bisa dibilang daya alir kreativitas kami kadang sampai harus dibendung oleh recording engineer kami, dikarenakan banyak segali genre di dalam album ini & banyak sekali musisi lain yang ikut terlibat membantu.’

Dalam album terbarunya MARSH KIDS mengaku bahwa yang menjadi ciri khas dalam album terbarunya tersebut cukup beraneka ragam dalam arti beraneka ragam dan musiknya variatif. Dan yang paling menonjol secara musikal mereka setuju dari bebunyian synth mereka cukup dominan & permainan bassnya kental dengan unsur 'funk'.

Tidak terlewat juga, lirik yang mengisi lagu dalam album MARSH KIDS secara keseluruhan menggambarkan mengenai perjalanan sang pengembara yang melewati kisah kisah bersama manusia lainnya maupun TuanNya. Tema lirik dalam album ini berpusat pada kontemplasi yang berbuah depresi akan muaknya para insan akan keabsahan fananya kehidupan yang stagnan karena terpatok oleh aturan-aturan yang hanya membatasi ruang gerak pemikiran yang sepatutnya bebas dan membentang. Layaknya dataran 'marshland' itu sendiri.

-Bersenang-senanglah sembari terus berprogress serta memberi manfaat bagi sekitar kita.- MARSH KIDS

Teks dan Wawancara : Gilangsetiar

Soundcloud     : www.soundcloud.com/marshkids
Facebook         : www.facebook.com/marshkids
Twitter            : twitter.com/marshkids_music

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner