Lewat “Brainfooled”, Stupefy ‘Memabukan’ Orang Dengan karyanya

Lewat “Brainfooled”, Stupefy ‘Memabukan’ Orang Dengan karyanya

Lulus Sekolah dan Masuk Perguruan Tinggi, Semangat Bermusik Semakin Tinggi.

Dyva tercatat sebagai mahasiswa junior di salah satu kampus tempat dua sepupu menimba ilmu. Karena kakter vokalnya yang memikat, ia kemudian ditarik mengisi departemen vokal dan kibor. Terakhir ada Dio yang masuk sebagai anggota band. Bermodalkan pengetahuan yang minim menjadi titik kesadaran baginya untuk melangkah lebih lagi, dan Stupefy adalah medium yang tepat baginya. Mereka semua dipertemukan dalam suatu kondisi, satu tujuan, dan visi yang sama. Kejenuhan mengcover karya milik orang lain dan menumpuknya romansa masa SMA, hingga mulai dihadapkan dengan realita kehidupan yang lebih nyata, membuat Dyva sang vokalis terpecut menuliskan karya original.

5 April 2021 lalu menjadi bukti keserius kuintet ini dengan dirilisnya single pertama mereka yang berjudul “Brainfooled”. Lagu yang ditulis berdasarkan pengalaman Dzakwan tentang keegoisan dan kebodohan. Seorang remaja yang menutup diri terhadap perspektif orang lain, tepatnya mantan orang terdekatnya. Sedangkan untuk musiknya, mereka mengaku jika lagu ini terinspirasi dari musik britpop era 60’an yang dibalut sentuhan modern, dihibridkan dan melahirkan nada-nada yang unik.  Stupefy berniat memabukkan orang dengan karyanya, hingga setiap kuping dibuat terpesona dengan bebunyian yang mereka buat. Efek yang mengherankan dari keanehan serta keajaiban dari karya-karya yang mereka ciptakan. Karya-karya yang mereka harap dirilis nantinya akan memberi efek yang tidak jauh dari arti dari Stupefy itu sendiri.

Tentang lagu “Brainfooled” sendiri, lagu ini terdiri dari gabungan dua kata bahasa inggris; kata brain yang berarti otak dan kata fooled yang dimaksud adalah terbodohi. Otak yang terbodohi didefinisikan oleh sang penulis lagu sebagai ego berakibat penyesalan, terbawa oleh nafsu yang kompulsif hingga nalar  tak lagi berfungsi. Aransemen pada lagu ini digarap dalam waktu yang cukup lama, dua tahun. Bukan usaha yang sia-sia pastinya. Suara gitar Dio (ritem) dan Dzakwan (lead/melodi) bersahutan, di mana Dio bertugas menjaga ritme, memberikan unsur soft dan gentle. Sedangkan kesan raw lebih ditonjolkan gitar Dzakwan, di mana dia mengadaptasi dari cara John Lennon memainkan banjo-nya. Suara yang dihasilkan menggunakan efek crunchy yang digunakan dalam lagu Arctic Monkeys berjudul "Mardy Bum".

Kibor yang dimainkan Dyva sambil bernyanyi memberikan kesan sederhana. Tidak rumit tapi menjadi pondasi keseluruhan lagu. Tempo dijaga dengan seksama oleh Tala dari awal hingga akhir, mengiringi duo gitar yang menjadi latar dari lagu “Brainfooled”. Ketukan drum yang variatif dan kompleks terinspirasi oleh band-band British, yang kemudian dieksekusi dengan cukup baik oleh Aqil pada lagu ini. Petikan gitar bergema, reverb, dan alunan melodi berterbangan. Panning stereo, dentuman gitar bas padu dengan pukulan vintage drum side-chain. Tuts-tuts kibor yang dimainkan pun turut menyempurnakan olah kreasi musik di lagu ini. Harmonis. Baroque pop bertemu psikedelia pop dengan suara latar yang lembut dari pengisi vokal.

Dalam payung Swaravega Records single “Brainfooled” ini dirilis, dan setiap elemen didalamnya, mulai dari  instrumen musik juga vokal disatukan rapih oleh Rahardika. R (gitaris Castè) – yang didapuk sebagai produser untuk single ini. 

BACA JUGA - Album Kompilasi Planetbumi, ‘The Rest and The Worst of’ Dirilis Tarsius Records

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner