Rilis 'Kilas Masa': Ini Suaserima, Bukan Barasuara

Rilis 'Kilas Masa': Ini Suaserima, Bukan Barasuara

Foto dan artwork didapatkan dari siaran pers yang dikirimkan oleh Suaserima.

"Alangkah lebih menyenangkan apabila pendengar dapat memiliki tafsir personal dalam memahami karya yang kami buat. Selamat melekat dalam Kilas Masa." - Suaserima.

Netijen: "Keren-keren... Suka jenis musiknya... Terinfluen sama Barasuara kah?"

Suaserima: "Thanks... Beberapa terinfluence Dorena sama Of Monsters And Man Sih, dan lain-lain... Di Indo ngebeat dikit dikira Barasuara, kaleman dikit dikira ERK. Syusah (emoji tertawa)"

Netijen: "Wah... Sorry-sorry... Ternyata koleksi musik saya yang kurang... Juara musiknya... Selamat lanjut berkarya"

Percakapan di atas ditemukan di kolom komentar dalam kanal digital milik Suaserima yang menyiarkan perihal rilisan salah satu single-nya, "Memorabilia"; silakan bersenang-senang mencari di mana sumbernya. Ini cukup menggelitik dan mengundang kami (saya) mesem-mesem sendiri. Ternyata, tak selamanya dibandingkan dengan Barasuara (atau dengan siapapun) itu menyenangkan. Maksudnya, bicara orisinalitas memang sudah sulit hari ini, tapi alangkah baiknya jika kita tutup telinga sejenak soal siapa serupa dengan apa, karena karya yang dibuat sudah merupakan olahan dari banyak ide, mari hargai apa yang sudah mereka garap. Warga net yang budiman... Sudah lah...

OK, mari beralih ke Suaserima, hanya Suaserima. Band ini adalah band yang berasal dari kota Surakarta yang dibentuk pada tahun 2012, sementara nama Suaserima dikukuhkan sejak tahun 2015. Raden Silva (vokal), Dominico Bertho (vokal/gitar), Eru Ahmadia (gitar), Galih Danurwendo (bass) dan Rio Heryan (additional drum) adalah tokoh-tokoh yang ada di balik Suaserima. Mereka memainkan musik yang eksploratif, di mana ada unsur eksperimental hingga bermain-main dengan ambient. Alternatif pop-rock akhirnya menjadi identitas yang mereka rasa paling nyaman untuk menjabarkan seperti apa musik Suaserima.

Pada bulan September lalu, Suaserima merilis debut album bertajuk Kilas Masa dalam format cakram padat yang dicetak terbatas, hanya sebanyak 100 pcs. Di bulan November, album yang berisi sepuluh buah track ini disebarluaskan dalam format digital dan bisa dinikmati di berbagai layanan musik streaming, seperti Spotify, Deezer, iTunes dan lain-lain.

Album Kilas Masa merupakan kumpulan dari materi lama dan baru. Realita hidup, perkembangan zaman, interaksi sosial-lingkungan sekitar dan pengalaman secara personal menjadi tema yang dipilih oleh Suaserima, diracik berdasarkan sudut pandang mereka sendiri. Tema-tema tersebut dapat ditemukan di setiap nomor dalam Kilas Masa, yaitu "Memorabilia", "Manusia", "Serumpun Layu", "Ruam & Risau", "Mengandai Cahaya", "Salam Jiwa", "Bisik", "Sederhana", "Senja Gulana" dan "Diam Di Persimpangan".

Mari pilih acak untuk sedikit membahas perihal tema. Misalnya saja, nomor "Salam Jiwa". Dipaparkan oleh Suaserima, lagu ini memuat balada pegawai korporat dan segala rutinitasnya demi kelangsungan hidup, tanpa bisa menawar banyak waktu pada sisi idealisnya. Atau, misalkan pada lagu "Serumpun Layu". Ini adalah nomor yang membahas tentang kekecewaan mereka terhadap minimnya apresiasi untuk musisi kota sendiri. "Bukannya tidak berusaha lebih, sepertinya banyak musisi dan talenta baru kota sendiri selalu bersaing berkarya baik dan membuat pergerakan berarti, namun memang pada kenyataannya mayoritas pendengar dalam kota sendiri masih terlanjur nyaman dan memiliki harapan lebih pada musisi kota besar yang sedang naik daun," papar Suaserima, cukup mewakili alasan kejengahan mereka atas apa yang terjadi, seperti contohnya yang di atas tadi.

Akhir kata, "alangkah lebih menyenangkan apabila pendengar dapat memiliki tafsir personal dalam memahami karya yang kami buat. Selamat melekat dalam Kilas Masa."

BACA JUGA - Album Berusia 20 Tahun dari Sendal Jepit Dirilis Kembali

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner