Surat dari Shorten Us To Heaven Tentang Pertikaian

Surat dari Shorten Us To Heaven Tentang Pertikaian

Tepatnya akhir tahun kemarin, mereke perkenalkan satu karya musik barunya tersebut

Dibeberapa hari menjelang pergantian tahun, beberapa diantaranya masih menyisakan karya musisi yang belum tersebar luas. Dan salah satu diantaranya adalah satu karya milik grup hardcore bernama Shorten Us To Haven yang berasal dari pulau Dewata Bali. Tepatnya pada bulan Desember 2017, grup ini melepaskan satu karya single yang berjudul “Fajar Diujung Peluru”.

Dalam grup ini digerakan oleh empat personil. Mereka adalah Bayu (vokal), Jhon (gitar), Ravi (bass) dan Dekdi (drum) yang tergabung dalam Shorten Us To Heaven. Sebelumnya, grup ini juga telah merilis demo dari beberapa karya musiknya dari tahun 2013 – 2014 bertajuk Transition (2014), serta mini album Prologue (2016). Yang hampir rata-rata dari tema materi musik mereka bersifat pemberontakan dan mengulas sedikit mengenai beberapa fenomena, salah satunya adalah tragedi kerusuhan tahun 1998 di Indonesia. Disamping itu, untuk musiknya secara spesifik, Shorten Us To Heaven memainkan musik Hardcore yang banyak dipengaruhi oleh unsur beat down. Begitu pun dengan karya terbarunya “Fajar Diujung Peluru”, yang baik dari segi tema dan musiknya mempunyai dua pedanan tersebut.

Khususnya pada karya single terbarunya itu, ditujukan sebagai surat oleh band asal Bali ini. Dalam kanal Bandcampnya, tertuliskan bahawa “Fajar Diujung Peluru” adalah surat yang ditujukan kepada yang terbaring sebagai api yang belum padam, ingatan yang menolak lupa, serta kata-kata yang tak pernah lelah menemani mereka yang mencari titik terang dari terowongan gelap yang panjang, untuk menjelaskan bahwasanya pertikaian yang terjadi adalah buah dari sebuah propaganda. Secar tak langsung, dapat disimpulkan bahwa tema yang ingin disampaikan pada lagu ini adalah seperti poin terakhir, ‘pertikaian buah dari sebuah propaganda’. Atau pun juga dapat ditujukan kepada pihak-pihak yang menolak lupa berbagai fenomena penting dimasa silam, bahkan pantas ditujukan bagi mereka selaku pejuang yang terus mempertahankan haknya di bumi ini.

Foto diambil dari kanal Bandcamp resmi Shorten Us To Heaven

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner