Memor Gambarkan Apa yang Dirasakan Penderita Skizofrenia dalam Album ‘The Light Guide Me Blue’

Memor Gambarkan Apa yang Dirasakan Penderita Skizofrenia dalam Album ‘The Light Guide Me Blue’

Sumber Foto : Diambil dari rilisan pers Memor

Memor menuangkan emosi seorang penderita skizofrenia dalam 8 lagu, di mana mayoritas lagu dalam album ini berupa instrumental, satu lagu dengan lirik, dan satu lagu instrumental yang dipadukan dengan speech

Musik memang menjadi sebuah media yang dengan bebunyiannya dapat merepresentasikan banyak hal. Lalu dilengkapi dengan lirik, maka makna yang disampaikan jadi semakin kuat. Dari banyaknya hal itu, salah satu unit one man band asal kota Malang, Memor, coba representasikan apa yang dirasakan oleh pengidap Skizofrenia dalam album terbarunya, The Light Guide Me Blue. Skizofrenia sendiri adalah gangguan kejiwaan berat yang membuat penderitanya sulit membedakan antara kehidupan nyata, dengan apa yang hanya terjadi di dalam pikirannya.

Memor adalah proyek one man band dengan Mufid Ilham Putra Wisuda sebagai ‘otak’ di baliknya. Mengenai debut albumnya ini, Memor menuangkan emosi seorang penderita skizofrenia dalam 8 lagu, di mana mayoritas lagu dalam album ini berupa instrumental, satu lagu dengan lirik, dan satu lagu instrumental yang dipadukan dengan speech

Album ini menceritakan tentang kehidupan seorang gadis penyintas schizophrenia yang terjebak dalam delusinya. Sang Gadis merasa dunia delusinya jauh lebih indah dari kehidupannya di dunia nyata,” ujar one man band yang mengusung genre post rock/ambient rock sejak tahun 2022 ini.

Dalam delusinya, ia bertemu seorang lelaki yang membuatnya jatuh hati. Lambat laun, ia tidak bisa membedakan antara yang nyata dan yang fana. Kondisi ini membuatnya menjadi sangat depresi karena ia semakin jauh dari orang-orang di sekitarnya. Hingga pada akhirnya ia melawan semua delusinya, termasuk meninggalkan lelaki dalam delusinya yang sangat ia cintai dan mencoba untuk menikmati kembali hidup di dunianya yang nyata.” Tambahnya.

Dalam penggarapan debut album pertamanya ini, sebagian besar lagu dan arransemen digarap single fighter oleh Mufid. Namun, dalam lagu “My Crush Is A Delusion”, Memor menggandeng Aanslam sebagai produser. Tak hanya Aanslam, Memor turut melibatkan Adinaay sebagai pengisi suara di lagu "Another Place in My Headroom Space" dan “We Can't Stay the Same”. Album ini direkam dan diproduksi di AA Studio Musik Malang.

Melalui album yang dirilis di bawah bendera Fist Valley Record ini, Memor ingin menyampaikan kepada khalayak umum bahwa tidak semua hal yang menurut kita indah dan dekat dengan kita adalah milik kita. Terkadang kita harus rela untuk mengorbankan hal-hal yang kita cintai agar kita bisa mendapatkan kebahagiaan yang sesungguhnya. 

Bicara soal format one man band yang diusungnya, Mufid, sebagai satu-satunya personel Memor mengatakan;

Untuk saat ini Memor masih berjalan dengan format one man band dengan personel hanya saya (Mufid), tapi tidak menutup kemungkinan ke depannya Memor akan menjadi band dengar format yang utuh.”

Memor berharap album pertamanya ini dapat menjadi awal yang baik dan menjadi motivasi untuk menghasilkan karya-karya yang lebih baik dan lebih besar di kemudian hari. Album The Light Guide Me Blue sudah dapat dinikmati di berbagai portal pemutar musik online kesayangan pembaca, atau dapat melalui tautan di bawah ini.

BACA JUGA - Kathmandu Coba Pahami Makna Keputusan Seseorang untuk Meninggalkan Dunia, di Single Kedua “Letter”

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner