Aku Berkarat Seperti Besi
Pengalaman pertama bertemu dengan Nine Inch Nails dan Koil, serta tenggelam dalam pusaran musik mekanis yang sarat distorsi dan tabrakan logam di bawah plang “industrial”.
Ada suatu masa di mana saya pernah sangat tergila-gila dengan musik industrial. Semua itu berawal sejak saya membeli mini album Broken milik Nine Inch Nails di sebuah lapak kaset bekas di kota Bandung, pada tahun 1994 silam. Kaset Broken itulah yang mengantarkan (kuping) saya menjelajah ke ranah musik baru yang sebelumnya terdengar asing dan ganjil bagi bocah belasan tahun yang terlebih dahulu “menjual jiwa”-nya pada gelegar hard rock dan heavy metal.
Dari Nine Inch Nails dan Broken, saya mulai coba menelusuri jejak-jejak irama industrial milik Ministry, KMFDM, Godflesh, Pitchshifter, Skinny Puppy, Throbbing Gristle, Front 242, White Zombie, dan banyak nama lagi. Saya pun langsung kecanduan dengan beat mekanis, riff gitar yang distortif, vokal berat yang penuh amarah, lirik provokatif dan nihilis, serta suara latar bebunyian logam yang selalu beradu.
Terus terang, industrial sempat menjadi identitas baru saya di tengah era 90-an. Setiap nama yang berlabelkan industrial rock atau industrial metal mulai saya buru. Nekat digging ke sana ke sini. Hobi ini juga ikut mengajarkan saya pada kultur tape trading, hingga kemudian mengenal file sharing dan netlabel di awal era 2000-an.
Gara-gara menyukai musik industrial juga saya jadi rajin membuka katalog dari label rekaman macam Relapse/Release, Earache, KKK, atau Cold Meat Industry. Saya sempat rutin mengirim surat via pos (!!!) ke label-label rekaman di luar negeri sekadar untuk minta katalog produk atau CD promo sampler dengan alasan mau order atau bahan berita buat fanzine. Di waktu yang sama, kawan-kawan saya yang lain juga sedang berkoresponden dengan label rekaman Nuclear Blast, Roadrunner, Fat Wreck, Epitaph, Revelation, atau Dischord dengan alasan yang serupa. Butuh waktu berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan untuk menunggu balasan dari mereka. Itu pun kalau tidak lenyap secara misterius di kantor pos.
Sampai kemudian jenis musik industrial ini juga yang mengantarkan saya pada halaman baru tentang sub genre eksperimental, noise, harsh, ambient, electronic, techno, EBM, darkwave, serta corak musik aneh lainnya. Kategori musik un-easy listening kalau menurut katalog Relapse Records. Siapa pula bocah belasan tahun yang sok-sokan tahan mendengarkan musik Merzbow atau Namanax?!
Comments (1)