Menulis Buku dan Lagu Tentang Hantu

Menulis Buku dan Lagu Tentang Hantu

Mungkin banyak yang bertanya, gimana sih cara saya menulis lagu tentang hantu di Sarasvati? Baiklah, sepertinya saya harus mulai membuka rahasia soal ini. Kebanyakan orang mungkin tidak tahu bahwa saya  benar-benar melakukan investigasi tentang cerita dibalik mahkluk-mahkluk itu. Tak hanya melulu berdasarkan mitos atau cerita orang dari mulut ke mulut, tapi saya juga coba berhubungan langsung dengan "mereka", merangkai kata demi kata, nada demi nada, menceritakan kisah yang mereka tuturkan secara langsung.

BACA JUGA - Apakah Sahabat-Sahabatku Terbelenggu Di Bulan Ini?


Semuanya memang serba kebetulan. Di tahun 2010, ketika tak lagi menjadi vokalis sebuah band, keinginan untuk menulis lagu membludak di dalam hati. Sejak bermusik di bangku SMP, belum pernah sekalipun saya menulis lagu sendiri. Rasanya ada yang kurang, padahal sebenarnya saat itu saya bermaksud untuk berhenti di musik, berhenti band-band-an.

Sejak kecil, saya memang dekat dengan dunia hantu-hantuan. Berteman dengan anak-anak Belanda tak kasat mata, dan tumbuh bersama mereka (tentu saja mereka tidak ikut tumbuh), rupanya banyak meninggalkan banyak kenangan yang mungkin tak dirasakan oleh orang lain. Dari situlah muncul ide, kenapa tidak menulis sebuah lagu untuk mereka?


Lagu berjudul 'Story of Peter' tercipta, menceritakan tentang bagaimana Peter, Hendrick, Hans, Janshen, dan William di mata saya. Lagu itu juga menceritakan bagaimana sahabat-sahabat hantu Belanda ini muncul dalam keseharian saya. Tak lupa, saya menyisipkan sepenggal lagu anak yang sering kami nyanyikan. Awalnya lagu ini tercipta begitu saja, untuk saya nikmati sendiri, dan untuk mereka yang ada di lagu ini. Siapa sangka ternyata banyak orang mengapresiasi, mendengarkan, dan suka pada karya ini. Tak hanya manusia, rupanya "mereka" yang ditulis dalam lagu ini pun sangat suka dibuatkan sebuah lagu. Saya ingat, pada saat proses recording lagu Story Of Peter, kelima sahabat hantu saya ini bermunculan, ikut bernyanyi di penggalan lagu "Boneka Abdi". Suara mereka mungkin tak terdengar oleh telinga kita, namun konon hantu-hantu lain bisa mendengarnya.

Hantu-hantu lain bermunculan... Minta diceritakan dalam karya, bahkan mereka ingin dilibatkan dalam prosesnya. Awalnya saya enjoy, saya pikir ya sudah terlanjur kecemplung, berenang saja sekalian. Namun lama-lama... Saya cukup tersiksa.

Sulit? Ya! Sangat sulit. Seperti gosip yang mudah menyebar viral di dunia maya, rupanya berita tentang lagu bercerita hantu ini juga menyebar di dunia mereka. Entah bagaimana ini bisa terjadi, tiba-tiba saja hampir setiap malam tidur saya tak lagi tenang. Sosok hantu bermunculan, membangunkan, dan mulai bertutur tentang kisah mereka.

Ivanna contohnya, sosok hantu perempuan belanda ini pernah beberapa kali saya temui, saat proses pembuatan video klip Sarasvati di sebuah rumah peninggalan jaman belanda. Dengan nada marah dan suara mengerikan, dia mengusir saya sambil terus memenuhi telinga saya dengan bisikan "Pergiiii... Pergiiiiii dari sini!". Awalnya saya tak melihat bagaimana rupanya, hingga beberapa hari setelahnya saya dihantui mimpi tentang sosok hantu belanda dengan baju berlumuran darah. Apalagi ini?!!!

Dia terus muncul, entah dalam wujud suara, atau masuk ke dalam mimpi. Kepingan cerita pendek terus menerus terangkai hingga menjadi sebuah kisah. Mau tak mau kisah itu terus menempel di dalam kepala. Jika sudah seperti itu, cara melepaskannya adalah dengan menulis. Entah cerita, entah lagu. Dalam kasus hantu perempuan Belanda itu, akhirnya saya tahu namanya adalah "Ivanna". Saya tulis dalam buku dan juga lagu di Sarasvati berjudul "Ivanna". Ajaib, setelah itu dia jarang mengganggu saya, hanya kadang-kadang muncul saat Sarasvati tampil membawakan lagu itu.

Itu hanya sebagian kisah yang menurut saya baik-baik saja. Saya masih bisa atasi meski seringnya ketakutan membuat saya tak bisa memutar otak dengan baik. Yang paling menyebalkan adalah, ketika mulai bermunculan hantu yang lebih mengerikan dari itu. Bercerita tentang banyak hal, yang sebenarnya tak terlalu menarik untuk disimak. Ketika saya acuhkan, mereka akan agresif menyerang. Mereka hanya ingin didengar, dan dibagikan kisahnya. Iya, memang begitu... Tapi kisah seperti apa dulu? Banyak hal yang bisa dibagi, atau tidak perlu dibagi kepada pembaca maupun pendengar.

Mungkin kalian akan berpendapat, "Ya sudah, berhentilah menulis tentang hantu.."

Percayalah, saya sering mencobanya. Namun mereka semakin banyak bermunculan, mengganggu hari-hari saya, malam-malam saya. Rasanya tersiksa jika sudah seperti itu, berpura pura tuli pun mereka tahu sebenarnya saya mendengar apa yang mereka utarakan.

Di luar semua itu, sebenarnya saya juga banyak belajar dari cerita mereka.  Beberapa kisah membuat pikiran saya semakin terbuka, dan bahkan ada beberapa diantaranya yang membuat saya paham tentang apa yang akan terjadi jika saja saya memilih jalan yang sama. Konon hidup adalah pilihan, dan "mereka" bercerita tentang pilihan yang mereka ambil... Ada yang berakhir baik, ada pula sebaliknya. Saya mengamati, saya mencermati, banyak pilihan yang akhirnya saya diamkan karena "mereka" telah menunjukan apa yang mereka rasakan setelah memilih itu.

Kisah lainnya yang dituturkan oleh hantu adalah kisah tentang Ruth si anak belanda campuran. Awalnya saya merasa sebal mendengar bagaimana kejamnya tentara jepang terhadap orang-orang belanda di masa peralihan kekuasaan hindia belanda. Sebagian besar sahabat saya konon mati di tangan mereka. Tapi Ruth si hantu periang menceritakan kisah berbeda, dia bertahan hidup karena dilindungi oleh seorang tentara Jepang yang peduli kepadanya. Sebuah pandangan baru, sebuah cerita, yang memang jika dirunut... Selalu ada manusia baik di tengah manusia manusia jahat.

Senyum, tawa, dan tangis muncul hampir tak berselang ketika muncul sesosok hantu belanda bernama Elsja datang dan bercerita tentang kisah cintanya dengan laki-laki inlander (pribumi) bernama Djalil. Bertutur penuh suka hingga akhirnya dia terus marah, berteriak, mencari laki-laki bernama Djalil. Miris memang, ketika saya hanya bisa terbengong sendiri melihat sosok hantu berbadan kurus berteriak-teriak di depan saya tanpa ada orang lain yang lihat. Dia ingin diceritakan, saya pun tak kuat menahan kisah itu dalam kepala saya sendirian... Akhirnya saya tuangkan kisah itu dalam sebuah lagu berjudul Cerita Kertas dan Pena, saya saya nyanyikan berdua bersama Inkmary.



Mungkin ini terlalu aneh, mungkin ini terlalu janggal... Tapi, bukankah dunia ini memang sudah terlanjur dipenuhi keanehan?

Ada keasyikan sendiri menulis tentang "mereka", entah dalam buku atau dalam lagu. Rasanya seperti menjadi seorang psikiater yang kebanjiran pasien, mereka berbondong-bondong datang untuk bercerita kepada saya. Walau memang pada akhirnya mereka minta kisah itu diceritakan kembali kepada manusia. Mereka bilang, "Rasanya seperti kembali hidup, jika bisa bercerita kepada manusia mengenai kisahnya saat hidup."

Mungkin nanti saya akan coba ceritakan setiap proses pembuatan lagunya lebih detil, sosok... Judul... Dan kisah dibalik cerita itu.

Saat ini Kamis malam, saya tengah menunggu mereka datang, dengan kisah-kisah baru yang ingin mereka ceritakan...

Partime singer, partime writer, & partime ghosthunter

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner