Metal Drumming dan Stigma Kebisingan Didalamnya
Selain power yang mumpuni, untuk memainkan musik extreme nyatanya memang memerlukan teknik, akurasi, dan endurance yang tidak bisa dianggap remeh
Sedari awal tulisan ini dibuat banyak sekali hal yang sebenarnya ingin saya bahas, namun selalu berujung pada sebuah titik bernama kebingungan. Namun pada akhirnya terlintas sebuah hal yang sering disadari maupun tidak selalu menjadi mimik stigmatis, bagi mereka yang memilih memainkan musik dengan ritmik yang cepat, atau dalam hal ini musik metal pada umumnya dan musik extreme metal (Death metal, Brutal Death Metal, Grindcore, dll) khususnya.
Bagi seseorang yang tumbuh pada era bermain drum dari studio ke studio hanya untuk sekedar ‘main musik’, istilah ‘dilarang metal’ merupakan suatu hal yang lumrah ditemui, ketika bermain metal atau musik extreme lainnya diartikan sebagai orang-orang yang hanya memikirkan masalah ‘musik keras’ tanpa menghiraukan kebisingan yang ditimbulkan. Namun benarkah bermain musik metal yang bertempo cepat itu pasti asal-asalan? mari kita telisik lebih dalam.
Bermain drum metal memang perlu ‘power’ di dalamnya, bahkan musik jenis lainnya pun begitu. Namun bagi saya rasanya hal ini bukan menjadi satu satunya perhatian penting saat kita memainkan musik metal. Selain power yang mumpuni, untuk memainkan musik extreme seperti yang disebutkan sebelumnya, nyatanya memang memerlukan teknik, akurasi, dan endurance yang tidak bisa dianggap remeh.
“We count minute, not bar. We count hour, not minute” ungkapan John Longstreeth Drummer dari Band Origin ini rasanya memang mewakili apa yang terjadi di skena extreme metal drumming saat ini, bahwa endurance menjadi hal yang sangat penting ketika kita berbicara memainkan musik extreme ini secara live. Tentu saja hal ini butuh teknik yang tidak asal. Asal cepat, asal keras, atau bahkan asal bunyi. Hal yang sama saya rasakan ketika Jasad menghajar panggung pertunjukan. Adrenaline rush dan kecemasan merupakan hal eksternal yang sudah sangat cukup untuk membuat konsentrasi kita buyar seketika saat di atas panggung. Maka dari itu, konsentrasi, akurasi, dan teknik yang tepat tentu saja akan membuat kita merasa lebih nyaman saat berada diatas panggung dalam hal tersebut.
Memainkan atau menggarap musik extreme yang cepat sepertinya menjadikan sebagian orang berpikir untuk melupakan penulisan notasi seperti musik lainnya, karena nyatanya memang jarang sekali drummer extreme metal yang membaca notasi ketika manggung, karena tentu saja hal ini sangat merepotkan. Namun bukan berarti kita melupakan apa saja yang harus kita lakukan, karena dalam hal ini lah mengetahui patokan lagu menjadi sesuatu yang penting, agar lagu yang didengarkan oleh audience menjadi selaras dan jauh dari kesan asal pukul.
Teringat saat penggarapan album 5 Jasad, di mana disana ada sebuah part yang memang memerlukan suara cymbal yang konstan. Hal inilah yang membuat take bagian tersebut harus dilakukan secara berulang-ulang dan tentu saja melelahkan, namun sepadan, karena disini sudah terbukti untuk menghasilkan suara cymbal yang akurat saja memerlukan effort yang tidak sedikit. Tidak cukup sampai disitu, kita harus memastikan apa yang kita rekam dapat dimainkan juga secara live.
Pada akhirnya, untuk bermain musik metal ataupun extreme metal tentu saja memerlukan teknik dan penggarapan yang maksimal dan tidak bisa dianggap sepele, sehingga pernyataan ‘sembarang pukul’ tersebut akan sangat mudah dibantah. Memang memerlukan dinamik yang keras, suara yang tegas dan pukulan yang punchy untuk bisa menyampaikan jenis musik ini, tapi tidak semata-mata bisa dilakukan secara asal-asalan sob!
Comments (0)