Pertunjukan Mesti Tetap Berjalan
Institusi komersial penjual karcis pun berperan serta. Mengajak serta para artis untuk unjuk aksi secara virtual. Baik berupa konser digital maupun gelar wicara. Ada juga yang memilih independen, mengerjakannya sendiri tanpa pelibatan entitas bermodal besar. Namun tak semua sukses berjualan tiket. Nama besar sekali pun bukanlah jaminan dagangan bakal laku. Apalagi yang mengerjakannya secara mandiri dan skala lokal/kecil.
Barangkali satu dari sedikit yang berhasil mengasong secara digital adalah KaranTivi, kanal virtual independen yang khusus mengangkat talenta di skena Surabaya dan sekitarnya. Menurut sosok yang berada di belakangnya, Kharis (Silampukau), KaranTivi memang ia sengaja gagas bersama beberapa teman-temannya untuk, salah satunya, merespons bahwa pandemi ini tak bakal mematikan skena musik. Pun, dengan segala keterbatasan, pertunjukan mesti terus berlangsung.
Bagi Kharis dkk, tidak perlu menunggu uluran tangan. Tapi kerjakan saja sendiri. Buktikan bahwa skena lokal juga bisa dan solidaritasnya kuat. KaranTivi ternyata sanggup membuktikan bahwa skena lokal mampu berdiri di atas kaki sendiri. Deretan konser digital yang diselenggarakannya diminati sekali. Tiket selalu terjual ludes.
Pendeknya: wahana digital gempar dan hingar-bingar.
KaranTivi, pertunjukan musik mandiri yang mengusung hanya talenta-talenta lokal, sepenuhnya mandiri, tanpa pelibatan institusi bermodal besar dan berhasil.
Comments (0)