Romantisme Lagu-Lagu Cinta Pop Indonesia 1990an
Masih dari salah satu eksponen Potlot, Oppie juga bisa jadi andalan! Kehadiran Oppie bukan hanya membawa hits “Cuma Khayalan” hingga “Ingat Ingat Pesan Mama”, namun juga sejumlah tema kegelisahan suara perempuan muda lainnya. Favorit saya, yang paling menyentuh, adalah “Rumahku”. Semenjak mendengarnya puluhan tahun lalu, saya masih bisa merasakan getaran ketika gitar akustik dipetik dan vokal Oppie yang bening menyanyikan kerinduan akan keberadaan rumah impiannya setelah merasakan terang dan gelap, terjatuh dan bertahan hidup, tiba pada bagian lirik-lirik penutup: “Ada teh hangat dan roti bakar/ bantal yang empuk/kasur yang lembut/ ada larangan/ ada aturan/ tatapan mata penuh curiga/gorden yang cantik/dapur yang unik/dan anak kecil panggilku ibu/ dan seorang pria ucapkan salam “Selamat Pagi”/ aku jadi rindu rumah.
Lagu ini dirilis pada 1995, terdapat pada album Bidadari Badung. Sebetulnya, banyak cara menulis lirik Oppie di masa itu yang saya suka, belum lama saya memutar kembali album itu, tapi romantisme “Rumahku” yang benar-benar membuat “senyum-menunduk-tersentuh”.
Sementara bila kita berusia belasan saat Slank merilis “Terlalu Manis” dari album Kampungan (1991), maka perbedaan kelas sosial dalam persaingan mengejar cewek pujaan di lirik lagu tersebut, adalah sentimen tersendiri yang mudah sekali untuk dirayakan secara komunal oleh gitar-gitar kopong di berbagai tongkrongan.
Masih dengan romantisme lagu cinta era 1990an, saya juga selalu teringat akan lagu “Tentang Aku” dari Jingga. Astaga lagu itu! Suara vokalis Fe sangat enak menyanyikan lirik-liriknya…
Mungkin hanya jiwa yang tak terjaga jua
Dalam doa
Hingga khilaf menyentuh terasa bergetar
Ku berlalu
Saat terasa waktu telah hilang
Ku terdiam
Saat hanya gundah yang bertentangan
Ku bernyanyi
Cita..
Cinta… harapan..
Dan ku terbawa dalam kisah yang lama
Comments (0)